Senin, 19 Maret 2012

kepribadian sehat freud dan erikson

KEPRIBADIAN SEHAT
PSIKOANALISA
Pandangan pandangan freud terus berkembang selama kariernya yang panjang. Hasil kolektif tulisan-tulisan yang luas merupakan sebuah sistem rinci tentang perkembangan kepribadian. Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun.
Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini. Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial.
Sistem kerjanya pada lingkungan adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.
Kesadaran dan Ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya.
Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.
Kecamasan
Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
(1) Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
(2) Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3) Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Mekanisme Pertahan Ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:
a. represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
b. memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
c. pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d. proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
e. penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f. rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,
g. sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
h. regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i. introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
j. konpensasi,
k. ritual dan penghapusan.

Teori Kepribadian Erik Erikson

Erik Erikson lahir di kota Frankfurt, Jerman tanggal 15 Juni 1902.Erikson adalah seorang Freudian dan penulis utama psikologi ego. Artinya erikson pada dasarnya menerima gagasan Freud termasuk gagasan yang belum pasti seperti oedipal complex ,dan menerima gagasan tentang ego yang didukung oleh para pendukung setia Freudian . Erikson memandang identitas ego sebagai polarisasi dari seseorang itu menurut perasaan dirinya sendiri dan apa seseorang itu menurut anggapan orang lain.

 Ego Kreatif
Erikson memandang ego sebagai kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri secara kreatif dan otonom. Ia menjelaskan bahwa ego ini mempunyai kreativitas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak hanya di tentukan oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri individu tetapi juga ditentukan oleh faktor sosial dan budaya tempat individu itu berada. Erikson menggambarkan adanya sejumlah kualitas yang dimiliki ego yang tidak ada pada psikoanalisis Freud, yakni kepercayaan , penghargaan otonomi ,kemauan ,kerajinan, kompetensi, identitas , kesetiaan , dll .

• Teori Perkembangan Psikososial

Erikson mengatakan bahwa perkembangan itu memiliki prinsip epigenetik , mksdnya adalah prinsip ini menjelaskan bahwa kehidupan organisme yang baru itu berkembang dari sumber yang memiliki identitas yang tidak berbeda dengan organisme yang baru dan bagaimana pun perkembangannya itu bertahap. Perkembangan individu meliputi perkembangan psikososial dan psikoseksual . Ada 8 tahap perkembangan menurut erikson, yaitu :

Tahap ( usia ) Krisis Psikososial Lingkungan Sosial Utama Modalities Psikososial Virtue Psikososial Maladaption & Malignancies
I ( 0-1) bayi Trust vs mistrust Ibu Mengambil dan mengembalikan Harapan , kepercayaan Sensory distortion-Withdrawal
II ( 2-3) awal anak Autonomy vs shame, adoubt Orangtua Mempertahankan, merelakan Keinginan, penentuan Impulsivity, compulsion
III (3-6) prasekolah Initiative vs Guilt Keluarga Bermain Kegunaan, Keberanian Ruthlessness, Inhibition
IV ( 7-12) anak usia sekolah Industry vs isolation Tetangga dan sekolah Melengkapi, membuat sesuatu bersama Kompetensi Narrow Virtuosity-Inertia
V ( 12-18) remaja Ego-identity vs role confusion Teman sebaya, role models Menjadi diri sendiri Ketaatan. Kesetiaan Fanaticism, Repudiation
VI ( 20 ) dewasa awal Intimacy vs Isolation Partner, teman Kehilangan dan menemukan diri dalam orang lain Cinta Promiseuity- Exclusivity
VII ( 20-50) dewasa madya Generativity vs self absorption Rumah tangga, teman kerja Menjaga Kepedulian Overextension, penolakan
VIII( 50) usia tua Intergrity vs despair Kehidupan manusia To be, throught having been, to face not being Kebijaksanaan Kesombongan, putus asah




Sumber :
-Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 4-6.
- Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada Sarlito W. Sarwono. 2002. Berkenalan dengan ALiran-Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta : PT Bulan Bintang
Sujanto, Agus. 1997. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung : Maestro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar