TUGAS KESEHATAN MENTAL KE 1
Nama : Asriana Novi Saesa
NPM : 10507029
Kelas : 2 PA 07
KONSEP KESEHATAN MENTAL
KESEHATAN MENTAL
KONSEP SEHAT
Keadaan berprilaku yang baik atau sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup beraktifitas dan berproduktif secara sosial dan ekonomis dalam lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Seseorang harus peduli pada keadaan dirinya mulai dari pengetahuan kesehatannya.
Seseorang harus mengetahui bagaimana memelihara kesehatannya, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait kesehatan, dan apa saja yang memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. Setiap orang juga diharapkan dapat memelihara kesehatan dan faktor-faktor lain yang terkait dalam kesehatan.
Kata sehat berarti dalam keadaan yang baik sekujur badan serta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit, dalam keadaan waras ; mendatangkan kebaikan pada badan ; baik dalam keadaan biasa atau normal pikirannya; berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam definisi lain,sehat adalah kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan baik,sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Alexander Schneider , ilmu Kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidak kemampuan menyesuaikan diri.
Samson, sin dan hofilena ; ilmu kesehatan mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi fungsi mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi mental yang sehat dan mencegah ketidak mampuan menyesuaikan diri atau kegiatan kegiatan mental yang kalut.
DB Klein ; Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang bertujuan untuk mencegah penyakit mental dan mengingkatkan kesehatan mental.
Louis P Thrope ; ilmu kesehatan mental adalah tahap psikologi yang bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesehatan mental.
Jadi konsep kesehatan mental itu Bertujuan untuk menjaga, mengatur, memelihara kesehatan mental kita sebagaimana mesti’a agar terhindar dari penyakit yang tidak kita inginkan, karena kesehatan itu mahal. Ada baik nya kita dari sekarang mnjaga & mengatur pola makan kita agar bisa terhindar dari penyakit.
Dimensi Kesehatan Mental
Maslow dan Mittlemenn menguraikan pandangannya mengenai prinsip-prinsip kesehatan mental, yangmenyebutnya dengan manifestation of psychological health.
Maslow menyebutkondisi yang sehat secara psikologis itu dengan istilah self actualization sekaligussebagai puncak kebutuhan dari teori hierarki kebutuhan yang disusunya.Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn tercermin dari dimensi kesehatan mental yakni adalah sebagai berikut:
• Adequate feeling of security rasa aman yang memadai). Perasaan merasaaman dalam hubungannya dengan pekerjaan, sosial, dan keluarganya.
• Adequate self evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai),yang mencakup (a) Memiliki harga diri yang memadai dan merasa ada nilaiyang sebanding antara keadaan diri yang sebenarnya (potensi diri) denganprestasinya, (b) Memiliki perasaan berguna akan diri sendiri, yaitu perasaanyang secara moral masuk akal, dan tidak diganggu oleh rasa bersalah yangberlebihan, dan mampu mengenal beberapa hal yang secara sosial danpersonal tidak dapat diterima oleh kehendak umum yang selalu ada sepanjangkehidupan di masyarakat.
• Adequate spontaneity and emotionality (memiliki spontanitas dan perasaanyang memadai dengan orang lain), hal ini ditandai oleh kemampuanmembentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi, seperti hubunganpersahabatan dan cinta, mampu mengekspresikan ketidaksukaan / ketidaksetujuan tanpa kehilangan kontrol, kemampuan memahami danmembagi perasaan kepada orang lain, kemampuan menyenangi diri sendiridan tertawa. Ketika seseorang tidak senang pada suatu saat, maka dia harusmemiliki alasan yang tepat mengapa dia tidak senang.menerima sejumlah hasrat atau pikiran meskipun beberapa diantara hasrat-hasrat itu secara sosial dan personal tidak dapat diterima.
• Integration and consistency of personality (kepribadian yang utuh dankonsisten). Ini bermakna (a) Cukup baik perkembangan diri dankepribadiannya, kepandaiannya, dan berminat dalam beberapa aktivitas, (b)Memiliki prinsip moral dan kata hati yang tidak terlalu berbeda denganpandangan kelompok, (c) Mampu untuk berkonsentrasi, dan (d) Tiadanya konflik-konflik besar dalam kepribadiannya dan tidak dissosiasi terhadapkepribadiannya.
• Adequate of life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar). Hal ini berarti (a)Memiliki tujuan hidup yang sesuai dengan dirinya sendiri dan dapat dicapai,(b) Mempunyai usaha yang tekun dalam mencapai tujuan tersebut, dan (c)Tujuan itu bersifat baik untuk diri sendiri dan masyarakat.
• Ability to learn from experience (kemampuan belajar dari pengalaman).Kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya sendiri. Bertambahnyapengetahuan, kemahiran dan keterampilan mengerjakan sesuatu berdasarkanhasil pembelajaran dari pengalamannya. Selain itu, juga termasuk didalamnyakemampuan untuk belajar secara spontan.
• Ability to satisfy to requirements of the group (kemampuan memuaskantuntutan kelompok). Individu harus: (a) Dapat memenuhi tuntutan kelompok dan mampu menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain tanpaharus kehilangan identitas pribadi dan diri sendiri, (b) Dapat menerima norma-norma yang berlaku dalam kelompoknya, (c) Mampu menghambat dorong dan hasrat diri sendiri yang dilarang oleh kelompoknya, (d) Mau berusahauntuk memenuhi tuntutan dan harapan kelompoknya: ambisi, ketepatan,persahabatan, rasa tanggung jawab, dan kesetiaan, serta (e) Berminat untuk melakukan aktivitas atau kegiatan yang disenangi oleh kelompoknya.
• Adequate emancipation from the group or culture (mempunyai emansipasiyang memadai dari kelompok atau budaya). Hal ini mencakup: (a)Kemampuan untuk menilai sesuatu itu baik dan yang lain adalah buruk berdasarkan penilaian diri sendiri tanpa terlalu dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan dan budaya serta kelompok, (b) Dalam beberapa hal bergantungpada pandangan kelompok, (c) Tidak ada kebutuhan yang berlebihan untuk membujuk (menjilat), mendorong, atau menyetujui kelompok, dan (d) Mampumenghargai perbedaan budaya.Carl Rogers mengenalkan konsep fully functioning (pribadi yang berfungsisepenuhnya) sebagi bentuk kondisi mental yang sehat (Pieper & Uden, 2006).Secara singkat fully functioning person ditandai (1) Terbuka terhadappengalaman; (2) Ada kehidupan pada dirinya; (3) Kepercayaan kepadaorganismenya; (4) Kebebasan berpengalaman; dan (5) Kreativitas.Golden Allport menyebut mentalyang sehat dengan maturity personality. Dikatakan bahwa untuk mencapai kondisiyang matang itu melalui proses hidup yang disebutnya dengan proses becoming. Orang yang matang jika: (1) Memiliki kepekaan pada diri secara luas, (2) Hangatdalam berhubungan dengan orang lain, (3) Keamanan emosional atau penerimaan diri, (4) Persepsi yang realistik, keterampilan dan pekerjaan, (5) Mampu menilaidiri secara objektif dan memahami humor, dan (6) Menyatunya filosofi hidup.D.S. Wright dan A Taylor mengemukakan tanda-tanda orang yang sehat mentalnya adalah sebagai berikut:(1) Bahagia (happiness) dan terhindar dari ketidakbahagiaan, (2) Efisien dalammenerapkan dorongannya untuk kepuasan kebutuhannya, (3) Kurang dari kecemasan, (4) Kurang dari rasa berdosa (rasa berdosa merupakan refleks dari kebutuhanself-punshment), (5) Matang, sejalan dengan perkembangan yangsewajarnya, (6) Mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, (7) Memilikiotonomi dan harga diri, (8) Mampu membangun hubungan emosional denganorang lain, dan (9) Dapat melakukan kontak dengan realita.
KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT
1. Terhindar dari Gangguan Jiwa
Zakiyah Daradjat (1975) mengemukakan perbedaan antara gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose), yaitu:
1. Neurose masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena psikose tidak.
2. Neurose kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya. sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi (tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
2. Dapat menyesuaikan diri
Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan (needs satisfaction), dan mengatasi stres, konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai denagn norma agama.
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
Individu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah, sekolah atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi, dan berolahraga.
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi dirinya dan atau orang lain. dia mempunyai prinsip bahwa tidak mengorbankan hak orang lain demi kepentingan dirnya sendiri di atas kerugian orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan bersama.
Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).
ASPEK PRIBADI KARAKTERISTIK
Fisik Perkembangannya normal.
Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya.
Sehat, tidak sakit-sakitan.
Psikis Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki Insight dan rasa humor.
Memiliki respons emosional yang wajar.
Mampu berpikir realistik dan objektif.
Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis.
Bersifat kreatif dan inovatif.
Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif.
Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
Sosial Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
Bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
Moral-Religius Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal.
Uraian diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang tidak sehat cirinya sebagai berikut :
1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
2. Perasaan tidak aman (insecurity)
3. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence)
4. Kurang memahami diri (self-understanding)
5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
6. Ketidakmatangan emosi
7. Kepribadiannya terganggu
8. Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders, 1964;61).
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Setelah Perang Dunia II, perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Pepatah Yunani tentang mens sana in confore sano merupakan satu indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental.
Yang tercatat dalam sejarah ilmu, khususnya di bidang kesehatan mental, kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban. Untuk lebih lanjutnya, berikut dikemukakan secara singkat tentang sejarah perkembangan kesehatan mental.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
• Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
• Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
• Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
• Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.
Dasar dan Tujuan Mempelajari Kesehatan Mental
Kesanggupan seseorang untuk hidup rela dan gembira bergantung pada sejauh mana ia menikmati kesehatan mental. Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya, menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.
Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation), pertarungan psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri.
Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer (biologis) yang mempunyai kaitan dengan dengan proses organik atau yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organik manusia. Kedua, motivasi sekunder (psikologi) yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ manusia.
Pertarungan psikologis adalah terdedahnya (tercegahnya) seseorang kepada kekuatan-kekuatan yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai hal dimana ia tidak sanggup memilih salah satu hal tersebut.
Kerisauan, secara umum, adalah pengalaman emosional yang tidak menggembirakan yang dialami seseorang ketika merasa takut atau terancam sesuatu yang tidak dapat ditentukannya dengan jelas. Biasanya keadaan ini disertai perubahan keadaan fisiologis, seperti cepatnya debaran jantung, hilang selera makan, rasa sesak nafas, dan lain sebagainya.
Cara membela diri merupakan cara yang dibuat dan dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar untuk menghindarkan dirinya menghadapi pergolakan kerisauan yang dihadapi dan kekuatan-kekuatan yang bertarung dengan nilai-nilai, sikap dan tuntutan masyarakat.
Mempelajari kesehatan pada berbagai ilmu itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut:
• Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
• Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
• Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
• Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
KEPRIBADIAN SEHAT
PSIKOANALISA
Pandangan pandangan freud terus berkembang selama kariernya yang panjang. Hasil kolektif tulisan-tulisan yang luas merupakan sebuah sistem rinci tentang perkembangan kepribadian. Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun.
Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini. Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial.
Sistem kerjanya pada lingkungan adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.
Kesadaran dan Ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya.
Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.
Kecamasan
Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
(1) Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
(2) Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3) Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Mekanisme Pertahan Ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:
a. represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
b. memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
c. pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d. proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
e. penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f. rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,
g. sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
h. regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i. introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
j. konpensasi,
k. ritual dan penghapusan.
Teori Kepribadian Erik Erikson
Erik Erikson lahir di kota Frankfurt, Jerman tanggal 15 Juni 1902.Erikson adalah seorang Freudian dan penulis utama psikologi ego. Artinya erikson pada dasarnya menerima gagasan Freud termasuk gagasan yang belum pasti seperti oedipal complex ,dan menerima gagasan tentang ego yang didukung oleh para pendukung setia Freudian . Erikson memandang identitas ego sebagai polarisasi dari seseorang itu menurut perasaan dirinya sendiri dan apa seseorang itu menurut anggapan orang lain.
Ego Kreatif
Erikson memandang ego sebagai kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri secara kreatif dan otonom. Ia menjelaskan bahwa ego ini mempunyai kreativitas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak hanya di tentukan oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri individu tetapi juga ditentukan oleh faktor sosial dan budaya tempat individu itu berada. Erikson menggambarkan adanya sejumlah kualitas yang dimiliki ego yang tidak ada pada psikoanalisis Freud, yakni kepercayaan , penghargaan otonomi ,kemauan ,kerajinan, kompetensi, identitas , kesetiaan , dll .
• Teori Perkembangan Psikososial
Erikson mengatakan bahwa perkembangan itu memiliki prinsip epigenetik , mksdnya adalah prinsip ini menjelaskan bahwa kehidupan organisme yang baru itu berkembang dari sumber yang memiliki identitas yang tidak berbeda dengan organisme yang baru dan bagaimana pun perkembangannya itu bertahap. Perkembangan individu meliputi perkembangan psikososial dan psikoseksual . Ada 8 tahap perkembangan menurut erikson, yaitu :
Tahap ( usia ) Krisis Psikososial Lingkungan Sosial Utama Modalities Psikososial Virtue Psikososial Maladaption & Malignancies
I ( 0-1) bayi Trust vs mistrust Ibu Mengambil dan mengembalikan Harapan , kepercayaan Sensory distortion-Withdrawal
II ( 2-3) awal anak Autonomy vs shame, adoubt Orangtua Mempertahankan, merelakan Keinginan, penentuan Impulsivity, compulsion
III (3-6) prasekolah Initiative vs Guilt Keluarga Bermain Kegunaan, Keberanian Ruthlessness, Inhibition
IV ( 7-12) anak usia sekolah Industry vs isolation Tetangga dan sekolah Melengkapi, membuat sesuatu bersama Kompetensi Narrow Virtuosity-Inertia
V ( 12-18) remaja Ego-identity vs role confusion Teman sebaya, role models Menjadi diri sendiri Ketaatan. Kesetiaan Fanaticism, Repudiation
VI ( 20 ) dewasa awal Intimacy vs Isolation Partner, teman Kehilangan dan menemukan diri dalam orang lain Cinta Promiseuity- Exclusivity
VII ( 20-50) dewasa madya Generativity vs self absorption Rumah tangga, teman kerja Menjaga Kepedulian Overextension, penolakan
VIII( 50) usia tua Intergrity vs despair Kehidupan manusia To be, throught having been, to face not being Kebijaksanaan Kesombongan, putus asah
Sumber :
-Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 4-6.
- Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada Sarlito W. Sarwono. 2002. Berkenalan dengan ALiran-Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta : PT Bulan Bintang
Sujanto, Agus. 1997. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung : Maestro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar