Rabu, 25 April 2012

KESEHATAN MENTAL “Cinta Dan Perkawinan beserta teori-teori menurut para tokoh-tokoh psikologi”

Nama   : Asriana Novi Saesa
NPM   : 10507029
Kelas   : 2 PA 07

TUGAS SOFTSKIL KESEHATAN MENTAL
BAB 10
“Cinta Dan Perkawinan beserta teori-teori menurut para tokoh-tokoh psikologi”

          Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan konsep cinta (misalnya Eric Fromm dan Maslow) karena manusia satu-satunya makhluk yang konon dapat merasakan cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep, cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Dalam tulisan ini, saya memilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg, yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.
Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah,  kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan dan sebagainya. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg terkenal dengan teorinya tentang segitiga cinta. Segitiga cinta itu mengandung komponen: (1) keintiman (intimacy), (2) gairah (passion) dan (3) komitmen.
Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan tangan atau saling merangkul bahu.
Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual. Gairah merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang ingin dekat secara fisik, merasakan dan menikmati sentuhan fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya.
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. Komitmen yang sejati adalah komitmen yang berasal dari dalam diri, yang tidak akan luntur walaupun menghadapi berbagai rintangan dan ujian yang berat dalam perjalanan kehidupan cintanya. Adanya rintangan dan godaan justru menjadi pemicu bagi masing-masing individu untuk membuktikan ketulusan cintanya. Komitmen akan terlihat dengan adanya upaya-upaya tindakan cinta (love behavior) yang cenderung meningkatkan rasa percaya, rasa diterima, merasa berharga dan merasa dicintai. Dengan demikian, komitmen akan mempererat dan melanggengkan kehidupan cinta sampai akhir hayat. Kematianlah yang memisahkan hubungan cinta tersebut.
Menurut Strenberg, setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen (lihat tabel). Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar, (dalam beberapa budaya) disertai dengan komitmen yang lebih besar. Misalnya melalui perkawinan.
Cinta dalam sebuah hubungan ini tidak selalu berada dalam konteks pacaran atau perkawinan. Pola-pola proporsi ketiga komponen ini dapat membentuk berbagai macam tipe hubungan seperti terlihat dalam tabel berikut.



Tipe
Komponen yang hadir
Deskripsi
Nonlove
Ketiga komponen tidak ada
Ada pada kebanyakan hubungan interpersonal, seperti pertemanan biasa (hanya kenalan saja)
Liking
Hanya keintiman
Ada kedekatan, saling pengertian, dukungan emosional, dan kehangatan. Biasanya ada pada hubungan persahabatan (bisa sesama jenis kelamin)
Infatuation
Hanya gairah
Seperti pada cinta pada pandangan pertama, ketertarikan secara fisik, biasanya mudah hilang
Empty love
Hanya komitmen
Biasanya ditemukan pada pasangan yang telah menikah dalam waktu yang panjang (misalnya pada pasangan usia lanjut)
Romantic love
Keintiman dan gairah
Hubungan yang melibatkan gairah fisik maupun emosi yang kuat, tanpa ada komitmen (pacaran atau perkawinan)
Companionate love
Keintiman dan komitmen
Hubungan jangka panjang yang tidak melibatkan unsur seksual, termasuk persahabatan (juga persahabatan suami-istri)
Fatous love
Gairah dan komitmen
Hubungan dengan komitmen tertentu (misalnya perkawinan) atas dasar gairah seksual. Biasanya pada suami istri yang sudah kehilangan keintimannya
Consummate love
Semua komponen
Menjadi tujuan dari hubungan cinta yang ideal
Sumber: Papalia; Olds & Feldman. (1998). Human development (7th ed.). Boston: McGraw Hill

Tinjauan Psikologi Sosial tentang hubungan cinta dan Komitmen dalam Perkawinan

Baron dan byrne (2004) mendefinisikan cinta sebagai sebuah kombinasi emosi,kognisi,dan perilaku yang ada dalam sebuah hubungan intim.kajian psikologi tenetang fenomena cinta dapat dibahas melalui kajian psikologi social,khususnya dalam bidang-bidang kajian psikologi social yang terkait dengan hubungan interpersonal.psikologi hubungan interpersonal adalah bagian psikologi social yang mempelajari tenteng aspek-aspek perilaku dan kejiwaan yang terkait dengan fenomena hubungan antara dua pribadi.
Pengertian Kehidupan Perkawinan -- Secara hukum, dinyatakan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1/1974, bab I, pasal 1 bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

©      Kehidupan Perkawinan
Pembahasan tentang kehidupan perkawinan dimulai dengan pembahasan tentang kehidupan dewasa muda sebagai masa kehidupan yang sedang dijalani oleh kebanyakan calon pasangan suami-istri. Masa dewasa muda adalah masa bagi kehidupan seseorang yang berusia antara 20 – 40 tahun. Pada masa ini, keadaan fisik berada pada kondisi puncak dan kemudian menurun secara perlahan. Dalam sisi perkembangan psikososial, terjadi proses pemantapan kepribadian dan gaya hidup serta merupakan saat membuat keputusan tentang hubungan yang intim. Pada saat ini, kebanyakan orang menikah dan menjadi orang tua (Papalia, Olds, & Feldman, 2001; Santrok, 2002).
Cinta merupakan kekuatan yang mampu menarik dua orang dalam satu ikatan yang tidak terpisahkan, yang dinamakan perkawinan. Dengan kata lain, perkawinan akan kuat ketika dilandasi oleh cinta. Hatfield (dalam Lubis, 2002) menyatakan bahwa ada dua macam cinta diantara pasangan dalam perkawinan, yaitu passionate love dan companiate love.
Pada masa pacaran dan di awal perkawinan, biasanya yang dominan adalah passionate love yang menggebu-gebu dan diwarnai oleh sikap posesif terhadap pasangan, sedangkan companiate love berkembang secara perlahan-lahan dan ada pada perkawinan yang bahagia dimana masing-masing pihak merasa pasangannya adalah teman yang sangat dibutuhkan keberadaannya, baik secara fisik maupun secara psikologis, untuk saling mengisi dalam kehidupan bersama.

A.Faktor penyebab seseorang mencintai orang lain.
Para ahli psikologi,khususnya para ahli psikologi social,melakukan kajian tentang cinta terkait dengan perilaku menyukai atau tertaerik orang lain dalam konteks upaya menjalin hubungan di antara dua pribadi.dalam hal ini seseorang mencintai orang lain karena dalam proses interaksi di antara dua pribadi dimulai dari seseorang memiliki ketertarikan dengan orang lain.pengetahuan psikologi social tentang kemenarikan interpersenol dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemenarikan interpersonal secara lebih dan pada kesempatan berikutnya itu dapt meningkatkan kualitas hidup ( Yela,2004)
Dalam konteks ini,seseorang menyukai atau tertarik dengan orang lain untuk menjalin hubungan khusus dengan orang lain itu disebabkan oleh beberapa factor:
1.  Kedekatan
Para ahli sosiologi menyimpulkan bahwa banyak orang berhubungan atau menikah dengan pasangannya karena mereka bertemu di sekitar wilayah hidupnya.dalam hal ini,orang tertarik dengan orang lain karena secara frekuensi mereka banyak berinteraksi dengan orang lain dalam wilayah hidup yang sama.contoh orang tertarik dengan orang lain dan kemudian menjalin hubungan interpersonal khusus dengan orang lain tersebut dapat dicontohkan dengan orang-orang yang menjadi pasangan suami dan istri karena mereka hidup dalam
kompleks perumahan yang sama,mereka kuliah pada jurusan yang sama,dan mereka beraktivitas dalam organisasi yang sama.
2.  Kemenarikan fisik
Kemenarikan fisik dapat menjadi factor penentu seseorang mencintai orang lain dan kemudian menjalin suatu hubungan cinta. hal ini terutama terjadi pada pria.banyak pria tertarik pada wanita karena penampilan fisik yang menarik,sedangkan wanita lebih tertarik pada pria karena penampilan kepribadiannya.ini terbukti dengan banyak fakta menunjukankan bahwa wanita cantik lebih mudah memeperolah teman kencan ketimbang pria yang berwajah tampan.selain penjelasan itu,pemilihan pasangan berdasarkan cirri-ciri fisik juga terkait dengan prinsip keseimbangan diantara kedua belah pihak dan stereontip tentang penampilan menarik seseorang yang ada dalam masyarakat.
            Dalam kaitan dengan konsep stereotip, seseorang dianggap cantik atau ganteng lebih karena masyarakat memiliki gambaran umum tentang ideal cantik dan ganteng dalam satu periode waktu tertentu dan untuk keleompok masyarakat tertentu.misalkanya,streotip wanita cantik pada periode 2000-an dalam gambaran masyarakat Indonesia adalah perempuan yang berkulit putih,rambut sebahu,dan tubuh langsing.fenomena stetreotip wanita cantik 2000-an ini dapat ditemui dalam pembicaraan sehari-hari di kalangan public dan media massa ( televisi. dan majalah)
3.Kesamaan dan kebutuhan saling melengkapi      (komplementer)
Seseorang menyukai atau mencintai orang lain bisa  karena ia memiliki kesamaan atau keserupaan dengan orang lain.banyak pasangan yang memiliki kesamaan dalam nilai,keyakinan,sikap,dan perilaku,lebih memiliki kesempatan untuk menjalani hidup perkawinan yang bahagia.
Namun dalam kasus-kasus lain, kita juga banyak menjumpsi orang mencintai dan menjalin hubungan dengan orang lain yang memiliki banyak perbedaan dibanding dirinya.fenomena ini dapat dijelaskan dari sudut pandang teori komplementer.seseorang tertarik dengan orang lain yang banyak memiliki perbedaan disbanding dirinya karena karena ia merasa bahwa orang lain itu memiliki kelebihan yang dapat melengkapi kekurangan pada dirinya.contoh: pria yang introvert memilih untuk menikah dengan wanita yang ekstrovert atau pria yang tubuhnya tidak terlalu tinggi akan memiliki wanita dengan tinggi tubuh yang cukup tinggi untuk mrenjadi pasangan hidupnya.
 3.  Seseorang mencintai orang yang mencintai dirinya
Seseorang mencintai orang lain yang mencintain dirinya karena apabila seseorang dicintai oleh orang lain maka terdapat semacam proses psikologis dimana seseorang merasa dirinya mendapat hadian (ganjaran) karena memperoleh cinta itu.ini sesuai dengan teori kebutuhan  Abraham maslow yang menyatakan bahwa manusia perlu atau ingin dicintai dan mencintai.apabila seseorang dicintai oleh orang lain maka seseorang akan merasa dihargai,terjadi peningkatan penilaian diri,merasa dirinya menarik ,dan merasa memperoleh penerimaan social.
 4. Keuntungan yang diperoleh dari suatu hubungan
Berdasarkan pada teori pertukaran social yang mengacu pada hubungan yang bersifat timbale-balik maka orang akan mencintai orang lain karana orang lain itu memeberikan banyak keuntungan yang signifikan keoada dirinya.keuntungan itu dapat bersifat fisik.psikologis,material,dan sprotual.apabila matriks keuntungna timbla balik menjadi tidak seimbang maka ada kecenderungan suatu hubungan interpersonal mengalami kerengggangan dan akhirnya berhenti.dalam kehidupan sehari-hari,banyak laki-laki  memilih wanita cantik sebagai pasangannya karena merasa mendapat keuntungan berupa kebanggaan dapat bersama wanita cantik.di lain pihak wanita cantik lebih memilih laki-laki yang memiliki status social ekonomi lebih tinggi karena banyak alas an yang menguntungkan dirinya secara social dan ekonomi.

B. Tiga aspek cinta
1)    Keintiman ( intimacy)
Keintiman adalah suatu konsep yang mengacu pada persaan kedekatan atau persaan keterhubungan di antara dua orang.perasaan-perasaan itu seperti fenomena seseorang memikirkan kesejahteraan orang lain,pemahanman timbale balik dengan orang lain,dan kemampuan berbagi (sharing) dengan orang lain.dalam keintiman,orang yang melakukan interaksi social pada siatu hubungan cinta menjadi saling memahami di antara kedua belah pihak dan terdapat fenomena kehangatan afeksi diantar kedua belah pihak ( Baumgardner & Clothers,2010)

2)   Kegairahan (passion)
Kegairahan adalah sumber pembangkitan (arousal) yang mengacu pada keterbangkitan fungsi emosi dan fungsi biologis yang kuat.

3)   Komitmen
Komitmen adalah suatu konstuk psikologis yang berhubungna dengan keputusan tentang keterikatan seseorang dengan orang lain dalm suatu hubungan.komitmen adalah keputusan rasional untuk berada dalam suatu hubungna dengan orang lain dalm jangka waktu tertentu.fenome komitmen dapat dilihat pada persaan mengagungkan suatu hubungna dan memiliki keinginan melaksanakan upaya-upaya pemeliharaan suatu hubungna (Baumgardner & Clothers,2010)komitmen dapat dibagi menjadiu dua,yaitu komitmen jangka pendek dan komitmen jangka panjang.pengertian komotmen jangka pendek terjadi apabila seseorang membuat keputusan bahwa ia mencintai orang lain.komitmen jangka panjang terjadi apabila seseorang membuat keputusan untuk memelihara cinta kepada orang itu.

C. Jenis hubungan cinta
Apabila cinta dilihat dari proses kejiwaan dan perilaku maka cinta dapat dibagi menjadi dua jenis,yaitu cinta bergairah ( passionate love) dan cinta keakraban (companionate love). Cinta bergairah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:dalam hubungan cinta sering emosi menjadi tidak terkendali, hubungan yang sangat bersifat intens dan panas (hot),dan suasana psikologi dalam keadaan gejolak. jenis cinta ini dapat kita temui dalam keadaan jatuh cinta.seringkali aktivitas dalam jenis cinta ini kemudian mengarah pada aktivitas yang bersifat ketubuhan (seksual atau eros)
Selain itu dalam keadaan ini,pelaku cinta bergairah ini merasakan dalam dirinya kondisi psikologis ynag disebut eforia ayau kondisi kebahagiaan yang berlebihaan sehingga mengurangi control rasionalitas yang normal dalam dirinya.terjadi proses terbangkitnya (arousal) atau terangsanganya funsi-fungsi tubuh dan kejiwaan yang mengarah pada upaya pemenuhan cinta secara ketubuhan. Keadaan ini kemudian terwujud dalam gejala ketagihan ( addicted to love) untuk selalu bertemu dengan pasanganya.karena control diri dan rasionalitas yang lemah,dalam diri pelaku cinta ini sering muncul masalah hubungan interpersonal seperti: cembru buta dan posesif.
Cinta keakraban memiliki cirri-ciri sebagai berikut:adanya kelekatan afeksi di antara kedua pelaku cinta,terdapatnya nilai-nilai yang berkesesuaian di antra kedua pelaku cinta,iklim hubungan yang hangat yang ditunjukan dengan perilaku saling memahami di antara  kedua belah pihak,hubungan cinta menyebabkan suasana hati yang nyaman diantara kedua belah pihak pelaku cinta.hubungan interpersonal dalam jenis ini ditunjukan melali hubungan yang bersifat akrab dan berdasarkan pada rasionalitas berpikir.jenis cinta ini termasuk jenis cinta yang terdapat di dalamnya kematangan hubungan dan kematangan interpersonal di antara kedua belah pihak.

D.Beberapa factor yang perlu diperhatikan untuk melestarikan   hubungan cinta
Dalam upaya membangun hubungan cinta yang relative lestari maka perlukan untuk mengembakan beberapa factor yang dapat membantu tujuan itu.
Kelekatan hubungan saling bergantung.kelekatan ini ditunjukan dengan adanya pemahaman timbale balik yang proposional,adanya komdisi saling member dan menerima dukungna psikologis maupun social,dan merasa nyaman pada saat berdampingan atau berinteraksi dengan pasangan.
Keseimbangan keuntungan.keseimbangan hubungan dalam cinta ditunjukan dengan suatu keadaan yang menggambarkan bahwa hasil-hasil balikan yang diperoleh oleh masing-masing pelaku cinta dari sebuah hubungan cinta dapat dinilai oleh seseorang proporsional dengan apa yang telah diberikan kepada pasngannya.penegertian proporsional tidak berarti bahwa hasil balikan harus sama dengan yang telah diberikan,tapi yang lebih penting masing-masing pihak memiliki persepsi bahwa sumbangan masing-masingh pihak dianggap telah proporsional.
Keterbukaan (self disclosure)  diantara kedua belah pihak.keterbukaan diantara  kedua belah pihak ini ditunjukan memlaui komunikasi yang intens tentang masing-masing wilayah pribadi kedua belah pihak yang sedang menjalin hubungan cinta.

E.Cinta dalam sebuah perkawinan
Umumnya apabila orang menjalin hubungan cinta maka hubungan itu kemudian bermuara pada sebiah komitmen menuju perkawinan.Bamister dan Leary menjelaskan bahwa manusia memiliki “ kebutuhan dasar untuk memiliki” dapat diwujudkan melalui kehidupan perkawinan.”kebutuhan dasar untuk memiliki”dalam kehidupan perkawinan terwujud dalam hubungan yang stabil di antara suami dan istri.
Pemenuhan kebutuhan dasra dalam sebuah kehidupan perkawinan tersebut kemudian memicu terbentuknya kebahagiaan dalam diri seseorang. Hal itu terjado karena dalam kehidupan perkawiana terdapat potensi memberikan kehadiran eksistensi pertemanan(friendship),keintiman,cinta,afeksi,dan dukungan social pada saat seseorang mengalami situasi krisis.selain itu,perkawinan juga memnberi kesempatan kepada seseorang untuk mengalami perkrmbangan personal (personal growh) dan perkembangan potensi baru

mampu meningkatka penghargaan diri ( self esteem) dan kepuasaan diri (dalam Baumgardner & Clothers,2010).
Perkawinan yang berhasil merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang.Baumgardner dan clothers (2010) menjelaskan bahwa keberhasilan perkawinan merupakan salah satu penyumbang penting bagi terjadinya penguatan kesehatan individu dan kebahagiaan individu.
Fakta menunjukan bahwa gejala perceraian dalam budaya barat maupun di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tanpa mengabaikan perspektif gender,salah satu sebab perceraian itu disebabkan karena semakin banyaknya wanita bekerja.semakin banyak wanita bekerja semakin besar kemungkinan terjadinya perceraian (Myers,2002).fakta lain menunjukan bahwa dalam budaya individualistic tingkat percerian lebih tinggi disbanding dalam budaya kolektivistik.
Penelitian psikologi positif tentang perkawinan yang berbahagia oleh Lauer dan Lauer tahun 1985(dalam Baumgardner dan Clothers,2010) terhadapa pasngan yang telah menikah 15 tahun atau lebih menunjukan bahwa pertemenan(friendship) dan komitmen merupakn factor utama terjadinya perkawinan yang bahagia.dalam hal ini,pertemanan sangat erat dan mendalam menjadi alas an utama pasngan suami dan istri untuk tetatp hidup dalam ikat perkawinan.dalam penelitian ini pasangan suami dan istri yang berbahagia tersebut memberikan penjelasan bahwa pasangan mereka adalah teman terbaik bagi mereka.
Pangan perkawinan yang berbahagia memiliki pendapat bahwa komitmen yang kuat dan berjangka waktu lama merupakan fundamen yang bagus untuk melestarian sebuah perkawinan yang berbahagia memecahkan maslah perkawinan mereka secara baik dan berkelanjutan.
Selain factor pertemanan dan factor komitmen, factor humor juga memiliki kontribusi yang kuat bagi terciptanya perkawinan yang berbahagia. dalam kehidupan perkawianan kenikmatan perkawinan dapat diperoleh melaui tertawa bersama sebagai konsekuensi dari tindakan humor. berdasarkan pada rasional semacam ini,tidak heran banyak orang menseleksi orang lain sebagai calon pasangan terkait dengan kualitas perasaan humor yang dimiliki oleh seseorang.
Selain itu, humor juga mampu mendetoksi atau menetralkan konflik anatara suami dan istri dan sekaligus menyembuhkan stress akibat konflik dalam suatu hubungan perkawinan.lebih lanjut,humor juga membuat suami dan istri untuk saling berbagi (sharing) hal-hal yang sangat personal dalam diri mereka.dal hal ini tertawa menggambarkan reaksi emosional alamiah mak orang akan mengalami kesulitan untuk mencoba mengelabui orang lain pada saat tertawa.perilaku tertawa yang bersifat alamiah adalah ekspresi jujur darp persaan sebenarnya dalam diri seseorang.(Baumgardner &clothers,2010)
Terkait dengan fenomena humor dalam sebuah perkawinan,ternyata kesamaan juga berlaku terkait dengan humor yang ada di antara suami dan istri.kesamaan dalam selera humor dapat diafirmasi sebagai basis bagi daya tarik awal dari orang lain yang berinteraksi dengan seseorang.oraang meresa bahwa apabila ia mampu berbagi humor dengan orang – orang tertentu maka ia juga merasa mampu berbagi nilai,keyakinan,dan kualitas yang lain dengan orang-orang tertentu itu.hai ini juga dapat terjadi dalam hubungan suami dan istri pada sebuah perkawinan.
Secara lebih spesifik,berdasarkan banyak penelitian di dunia barat (myers,2002),terdapat beberapa factor yang perlu di perhatikan agar cinta tetap ada dalam perkawinan dan perkawinan tetap lestari.
1.      Orang menikah dalam usia yang matang untuk hidup dalam hubungan suami dan istri.
2.      Orang mengalami tumbuh kembang di bawah pengasuhan orang tua yang lengkap.
3.      Hubungan yang cukup lama sebelum perkawinan.hal ini adanya pengenalan yang mendalam terhadap karakteristik masing-masing pihak.
4.      Orang memiliki pendidikan yang baik.pendidikan yang baik juga dapat membantu pasangan memecahkan masalah perkawianan secara lebih rasional.
5.      Orang memiliki penghasial yang cukup.faktor ekonomi perlu diperhatiakan agar perkawinan tidak memperoleh masalah ekonomi yang signifikan.
6.      Orang tinggal dalam kota kecil.di kota kecil terdapat norma-norma yang secara ketat mengatur kehidupan perkawinan.
7.      Orang tidak hidup bersama atau hamil belum menikah.
8.      Orang memiliki komitmen religus diantara kedua belah pihak. Pendidikan, keyakinan, dan usia yang seimbang. keseimbangan dalam pendidikan,keyakinan,dan usia(laki-laki minimal lebih tua 5 tahun dari perempuan).



Sumber:
Papalia; Olds & Feldman. (1998). Human development (7th ed.). Boston: McGraw Hill

Waite, L.J. & Gallagher, M. (2003). Selamat menempuh hidup baru: Manfaat perkawinan
      dari segi kesehatan, psikologi, seksual, dan keuangan. Diterjemahkan oleh: Eva Yulia
      Nukman. Bandung: Mizan Media Utama.

Lubis, Yati Utoyo (2002, April). Aspek psikologis dari poligami: Telaah kasuistik. Makalah
      seminar.

Santrock, J.W. (2002). A Topical approach to life-span development. Boston: McGraw
       Hill.

Minggu, 01 April 2012

Tugas softskill kesehatan mental tulisan bebas3

Nama   : Asriana Novi Saesa
NPM   : 10507029
Kelas   : 2 PA 07

Tugas Softskill Kesehatan Mental
“Kepribadian Seseorang berdasarkan golongan darah”

Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
©       Kepribadian menurut pengertian sehari-hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
©       Kepribadian menurut psikologi
Berdasarkan penjelasan Gordon Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
a. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.

b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

d. Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Tipe golongan darah  mempengaruhi karakter pribadi seseorang. Kesimpulan itu merupakan hasil penelitian Furukawa Takeji dari Jepang. Menurut hasil studinya yang sangat ia percayai bahwa golongan darah seseorang akan mempengaruhi kepribadian mereka.
Menurut hasil studi itu golongan darah manusia ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh kita. Oleh karenanya,  menentukan karakter pribadi kita.
Secara umum darah manusia terbagi dalam golongan A, B, O, AB, dari empat golongan tersebut ternyata mempunyai keunikan masing-masing. Atas dasar pengetahuan ini orang Jepang lebih suka meramal tentang seseorang lebih ditentukan oleh golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa?

Penjelasan lebih jauh dinyatakan bahwa sifat orang yang menonjol berdasarkan golongan darahnya dijelaskan sebagai berikut. :
A   :  terorganisir, konsisten, memiliki jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis) yang kadang bikin orang mudah sebel.
B   :  santai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup,
O   :  berjiwa besar, supel, gak mau ngalah, alergi pada yang detil, kecenderungan politik
AB    :  unik, nyleneh, banyak akal, berkepribadian ganda,
Tiap  golongan darah memiliki kepribadian yang khas.

Banyak cara bagi kita untuk mengetahui kepribadian seseorang, baik dengan cara mengerjakan beberapa test soal seperti Psikotest atau dengan melihat kebiasaan2 sesorang tiap harinya. Atau juga dengan mengetahui hal – hal apa yang dia sukai. Karena kebiasaan dan hal – hal yang disukai mereka tersebut bisa menentukan karakter mereka. Mengetahui karakter seseorang sangatlah penting. Karena hal tersebut bisa digunakan untuk mempertimbangkan apakah orang tersebut layak  atau tidak menjadi seorang pemimpin. Dan hal tersebut juga bisa digunakan  untuk menjalin persahabatan or menjalin sebuah hubungan agar jauh lebih baik lagi. Ini disebabkan, karena ketika kita tahu watak seseorang, tentu kita akan lebih bisa mengerti bagaimana menyikapi dan menghadapinya.
Nah Berikut ini adalah beberapa kepribadian orang berdasarkan golongan darahnya.


Golongan darah A
  • Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya.
  • Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang tegas, bisa diandalkan dan dipercaya namun keras kepala.
  • Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten.
  • Mereka berusaha membuat diri mereka se wajar dan ideal mungkin.
  • Mereka bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
  • Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang lembek seperti gugup dan lain sebagainya.
  • Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat. Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang ber’temperamen’ sama.
  • Suka mengalah dan ringan tangan
  • Suka membantu siapa saja yang sedang dilanda kesusahan. Sekalipun orang yang ditolongnya baru pertama kali dijumpainya, alias belum dikenal.
  • Orang punya golongan darah A termasuk orang yang tidak  mudah emosi. Meskipun perasaannya sebenarnya tersinggung, tapi tidak diperlihatkannya. Kecuali jika dianggapnya sudah keterlaluan, maka emosinya bisa tidak  terkendali.Tapi namanya juga manusia, tetap punya kelemahan.
Golongan darah B
  • Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya.
  • Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby. Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu namun cepat juga bosan.
  • Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang dikerjakannya.
  • Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan.
  • Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada di dalam diri mereka.
  • Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak orang.
  • Otaknya cerdas, sifatnya periang dan rasa humornya tinggi. Suka banget ngobrol, bahkan kalau sudah ketemu orang yang dianggapnya cocok, betah ngobrol sampai berjam-jam lamanya.
  • Orang yang memiliki golongan darah B termasuk orang yang mudah bergaul. Sahabatnya ada di mana-mana. Sikapnya selalu optimis dan jika sudah mengambil keputusan, sulit sekali diubah. Pendiriannya yang keras itulah yang menjadikannya sering meraih sukses.
  • Kelemahan dari orang yang memiliki golongan darah B adalah kurang hati-hati. Suka pamer dan suka dipuji. Bicaranya terkadang seperti nggak pakai kontrol. Nggak jarang sering membuat lawan bicaranya tersinggung.
Golongan darah O
  • Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.
  • Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat (tempat mengadu).
  • Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.
  • Mereka biasanya dicintai oleh semua orang, “loved by all”. Tapi mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai pendapatnya sendiri tentang berbagai hal.
  • Di lain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal yang baru.
  • Mereka cenderung mudah dipengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang mereka lihat
  • Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini dicintai.
  • Rasa percaya dirinya oke. Pendiriannya kuat dan nggak mudah goyah. Apa yang sudah menjadi keputusannya, nggak bisa diubah dengan bujuk rayu. Tapi tidak menutup kemungkinan keputusannya itu bisa diubahnya, hanya dengan teori serta didukung alasan kuat dan masuk akal.Tapi jangan khawtir atau ragu dengan keputusan yang diambilnya. Soalnya, setiap keputusan yang diambilnya, itu merupakan hasil pemikirannya yang matang. Mengingat orang yang memiliki golongan darah O ini bijaksana.Sikap bijaksananya itulah yang membawanya tidak mudah terpengaruh pada lingkungan pergaulan yang buruk.
Gologan darah AB
  • Orang yang di dalam tubuhnya mengalir golongan darah AB punya watak yang lain dari yang lain. Kalau boleh disebut, perangainya sangat istimewa yang merupakan gabungan watak atau sifat golongan darah A dan B. Begitu istimewanya, sampai-sampai isi hatinya sulit sekali ditebak, apalagi jalan pikirannya.
  • Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif, lembut.
  • Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian.
  • Di samping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang dekat dengannya.Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.
  • Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam.
  • Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.

Daftar Pustaka                        :

Azmielvieta dkk. (2009). Genetika Dasar. FK UNRI 7 April 2010.

Alwisol. (2006). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press.

Arvey, R. D.; Bouchard, T. J. (Inggris)”Genetics, Twins, and Organizational Behavior”, Greenwich, CT: JAI Press, 1994. hal. 65-66.