Nama : Asriana Novi Saesa
NPM : 10507029
Kelas : 4 PA 05
TUGAS PSIKOLOGI KONSUMEN
J Sejarah Periklanan
Iklan tulis mulai dikenal sejak zaman Yunani kuno. Ketika itu, iklan berisi mengenai budak-budak yang melarikan diri dari tuannya atau mengenai penyelenggaraan pertandingan Gladiator, pada masa ini iklan hanyalah berupa surat edaran. Beberapa waktu kemudian barulah muncul metode periklanan yang ditulis dengan tangan dan dengan kertas yang lebih besar di Inggris. Iklan pertama yang dicetak di Inggris ditemukan pada Imperial Intelligencer Maret 1648. Sampai tahun 1850-an, di Eropa iklan belum sepenuhnya dimuat di suratkabar. Kebanyakan masih berupa pamflet, leaflet, dan brosur. Iklan majalah pertama muncul dalam majalah Harper tahun 1864.
Iklan pertama kali diperkenalkan oleh seorang Belanda yang bernama Jan Pieterzoon Coen, seorang Gubernur Belanda pada 1619 hingga 1629. Beliau juga adalah penerbit Bataviasche Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744, satu abad setelah J.P. Coen meninggal.
Iklan TV Pertama Kali diperkenalakan Oleh Seorang Orang Bule Bernama Bayclin Versi Diulang. Tahun 1967. Didaerah Argentina.
J Strategi Periklanan
Iklan ialah promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas, relasi publik, penjualan, dan promosi penjualan.
Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan iklan. Strategi merupakan dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).
Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan iklan. Strategi merupakan dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).
Strategi iklan harus mampu menjawab pertanyaan dasar dari rancangan sebuah sebuah kampanye periklanan yang dirumuskan dalam 5W + 1H (Suhandang, 2005) yaitu :
J What : apa tujuan iklan ?
J Who : siapa khalayak yang akan dijangkau ?
J When : kapan iklan dipasang ?
J Where : di mana iklan dipasang ?
J Why : mengapa harus demikian ?
J How : bagaimana bentuk iklannya ?
Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif, oleh karena itu selain rumusan pertanyaan 5W + 1H maka pengetahuan yang cukup tentang produk, persaingan pasar atau kompetitor dan analisis mendalam tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelum merumuskan sebuah strategi (Batey, 2003) :
a. Marketing Brief
Hal yang paling pertama sebelum strategi dirumuskan adalah pengetahuan tentang produk. Informasi mengenai produk atau jasa yang akan diiklankan, termuat dalam marketing brief yang dibuat oleh klien (Madjadikara, 2004). Informasi tersebut biasanya meliputi :
J Brand
Merupakan penjelasan apakah merek tersebut adalah merek baru atau merek yang telah lama ada di pasar.
Merupakan penjelasan apakah merek tersebut adalah merek baru atau merek yang telah lama ada di pasar.
J Product knowledge, Penjelasan singkat tentang fitur yang terkandung dalam produk.
J Diferensiasi, Keunggulan yang membedakannya dengan competitor
J Target Audience, Yaitu segmentasi yang dimaksud oleh suatu produk yang akan diiklankan. Kelompok mana yang akan menjadi target market suatu produk tersebut.
Ketahui TA, pahami betul bagaimana mereka berpikir, bertindak, berperilaku. Amati pola pergaulan mereka. Dengarkan bagaimana mereka berbicara. Apa yang membuat mereka tertarik untuk mendengar. Benda serta warna apa yang bisa membuat mereka menolehkan mata. Kesempatan kita untuk bisa memenangkan perhatian konsumen adalah dalam hitungan detik.
Ketahui TA, pahami betul bagaimana mereka berpikir, bertindak, berperilaku. Amati pola pergaulan mereka. Dengarkan bagaimana mereka berbicara. Apa yang membuat mereka tertarik untuk mendengar. Benda serta warna apa yang bisa membuat mereka menolehkan mata. Kesempatan kita untuk bisa memenangkan perhatian konsumen adalah dalam hitungan detik.
J Analisis SWOT, Tujuan mengetahui SWOT adalah untuk menganalisis suatu produk yang dibandingkan dengan produk pesaing, serta kondisi dan kecendrungan pasar.
J Kompetitor, Produk apa yang menjadi kompetitor dari produk yang akan diiklankan. Dari situ bisa dilihat apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari produk yang akan diiklankan dan produk kompetitornya. juga bisa melihat seperti apa iklan terakhir dari kompetitor tersebut.
b. Creative Brief
Strategi didefinisikan dengan jelas untuk menstimulasi tujuan yang besar yang tertuang dalam rangkuman kreatif atau creative brief yang dibuat untuk agensi dalam menciptakan iklan. Rangkuman kreatif merupakan jembatan strategi dengan kreatifitas periklanan, rangkuman kreatif mewakili situasi sekarang, kompetisi, kondisi pasar dan pertimbangan media. Rangkuman itu menjadi strategi hidup dan memberikan pandangan penting bagi tim kreatif untuk menetapkan strategi dan menentukan ide penjualan utama, yang akan menjadi tema pusat kampanye periklanan.
Masing-masing agensi periklanan mempunyai model rangkuman kreatif yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan produk yang akan di iklankan. Tidak ada model pemasaran yang begitu kaku sehingga anda tak dapat berubah. Tidak ada rumus pemasaran yang begitu ketat sehingga setiap perubahan dilarang. Hanya pedoman strategi tidak boleh berubah sedangkan pedoman taktisnya berupa rangkuman kreatif boleh berubah (Batey, 2003). Hal-hal yang biasanya terdapat dalam sebuah rangkuman kreatif atau creative brief (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005) yaitu :
1. Tujuan, Aspek pertama yang paling penting sebelum merumuskan strategi periklanan adalah sebuah sasaran atau tujuan. Tujuan itu tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh klien dalam kampanye. Misalnya, membangun kesadaran pada suatu merek, mengkomunikasikan informasi, membuat perilaku atau membangun persepsi.
2. Nyatakan masalah pemasarannya, Masalah biasanya ditemukan setelah dilakukan analisis SWOT.
3. Target Audience, Identifikasi audience sasaran dengan segmen yang sempit berdasarkan faktor demografi, geografis, psikologis, perilaku konsumen dan pola berpikir dan bertindak. Yang harus jadi pertimbangan adalah, semakin luas target Audience maka pesan akan semakin lemah.
3. Target Audience, Identifikasi audience sasaran dengan segmen yang sempit berdasarkan faktor demografi, geografis, psikologis, perilaku konsumen dan pola berpikir dan bertindak. Yang harus jadi pertimbangan adalah, semakin luas target Audience maka pesan akan semakin lemah.
4. Keuntungan kunci atau ide pesan utama, Satu ide tunggal yang akan selalu diingat target setelah melihat iklan. Ide penjualan utama atau tema kampanye berdasarkan keuntungan kunci.
5. Alasan konsumen untuk percaya, Benefit yang berbeda dari kompetitor yang juga mengatakan hal yang sama dalam ide penjualan utama atau tema kampanyenya, atau sebuah pernyataan yang bertujuan tunggal dari sudut pandang konsumen yang menunjukkan mengapa konsumen membeli atau tidak membeli produk atau merek tersebut.
6. Gaya / tone, Daya tarik yang digunakan untuk mewakili kepribadian merek. Ciri khas komunikasi yang disampaikan harus bisa membawa atau mewakili pesan periklanan.
7. Dampak yang diharapkan, Pengaruh yang diharapkan melalui periklanan dari khalayak sasaran dan bagaimana iklan ini dapat meyakinkan konsumen.
5. Alasan konsumen untuk percaya, Benefit yang berbeda dari kompetitor yang juga mengatakan hal yang sama dalam ide penjualan utama atau tema kampanyenya, atau sebuah pernyataan yang bertujuan tunggal dari sudut pandang konsumen yang menunjukkan mengapa konsumen membeli atau tidak membeli produk atau merek tersebut.
6. Gaya / tone, Daya tarik yang digunakan untuk mewakili kepribadian merek. Ciri khas komunikasi yang disampaikan harus bisa membawa atau mewakili pesan periklanan.
7. Dampak yang diharapkan, Pengaruh yang diharapkan melalui periklanan dari khalayak sasaran dan bagaimana iklan ini dapat meyakinkan konsumen.
J Berikut Inilah Strateginya :
Hal yang paling sulit adalah justru hal yang paling sederhana dari proses pembuatan iklan itu sendiri. Yaitu, Pesan. Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan komunikee akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan keberhasilan suatu proses komunikasi. Untuk menentukan pesan apa yang akan disampaikan bukanlah sesuatu yang mudah. Kecenderungan client adalah ingin memasukkan sebanyak mungkin pesan. Pihak agency biasanya akan berdalih bahwa komunikasi yang bagus itu adalah yang single message.
J PESAN UTAMA
Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan komunikan akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan keberhasilan suatu proses komunikasi ( Effendi, 1981 ) Jadi penetapan strategi pesan periklanan merupakan suatu keputusan strategis yang mampu menjamin sukses atau gagalnya suatu iklan.
Hal pertama yang harus dilihat dalam iklan adalah keuntungan kunci konsumen atau ide inti sebagai jantung strategi pesan iklan. Kampanye iklan yang efektif sangat berperan besar dalam pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan pangsa pasar (market share). Kampanye iklan yang efektif merupakan kampanye periklanan yang didasarkan pada satu tema besar saja. Tema besar ini dikenal sebagai what to say-nya sebuah iklan atau inti dari pesan yang ingin dikomunikasikan kepada audiens.
Hal pertama yang harus dilihat dalam iklan adalah keuntungan kunci konsumen atau ide inti sebagai jantung strategi pesan iklan. Kampanye iklan yang efektif sangat berperan besar dalam pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan pangsa pasar (market share). Kampanye iklan yang efektif merupakan kampanye periklanan yang didasarkan pada satu tema besar saja. Tema besar ini dikenal sebagai what to say-nya sebuah iklan atau inti dari pesan yang ingin dikomunikasikan kepada audiens.
Kampanye iklan didasarkan hanya pada satu tema besar saja karena keterbatasan daya ingat manusia. Setiap hari pikiran konsumen dibombardir oleh puluhan bahkan mungkin ratusan iklan. Dengan menggunakan satu tema maka kemungkinan akan diingatnya pesan suatu iklan oleh konsumen akan jauh lebih besar daripada menggunakan beberapa tema, hal ini berlaku terutama untuk produk paritas dengan USP yang sama dengan produk kompetitor
Secara empiris hampir semua kampanye periklanan yang hanya didasarkan pada satu tema selalu sukses dijalankan, semua advertising campaigns telah membuktikan keberhasilannya dengan hanya menggunakan satu tema utama saja (Durianto, dkk, 2003). Menetapkan satu tema utama dalam membuat iklan berarti mengkomunikasikan satu hal yang kita anggap penting. Untuk menentukan tema yang tepat, diperlukan suatu analisis terhadap produk secara cermat, mendalam dan konprehensif yang terkait dengan keadaan atau fitur produk, harga, sasaran pasar, tingkat persaingan, aspek demografis, dan unsur lainnya yang terkait (Wibowo, 2003).
Secara empiris hampir semua kampanye periklanan yang hanya didasarkan pada satu tema selalu sukses dijalankan, semua advertising campaigns telah membuktikan keberhasilannya dengan hanya menggunakan satu tema utama saja (Durianto, dkk, 2003). Menetapkan satu tema utama dalam membuat iklan berarti mengkomunikasikan satu hal yang kita anggap penting. Untuk menentukan tema yang tepat, diperlukan suatu analisis terhadap produk secara cermat, mendalam dan konprehensif yang terkait dengan keadaan atau fitur produk, harga, sasaran pasar, tingkat persaingan, aspek demografis, dan unsur lainnya yang terkait (Wibowo, 2003).
Ada banyak strategi pendekatan dalam menganalisis sebuah produk untuk menemukan pesan apa (what to say) yang ingin disampaikan kepada konsumen. Pemilihan strategi yang terbaik adalah tergantung dari produk, kompetitor dan target market.
Dalam prakteknya, beberapa aliran besar teori strategi kreatif yang sering digunakan untuk menentukan pesan atau tema utama yang diangkat dalam sebuah kampanye, yaitu :
Dalam prakteknya, beberapa aliran besar teori strategi kreatif yang sering digunakan untuk menentukan pesan atau tema utama yang diangkat dalam sebuah kampanye, yaitu :
J Produk benefit / feature oriented
Kreatifitas pesan iklan berfokus pada penonjolan keistimewaan khusus produk (Widyatama, 2005) keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh kompetitor lain dan merupakan sesuatu yang dicari-cari, menjadi ciri khas dan dijadikan alasan bagi konsumen untuk mengguanakan produk tersebut. Aliran ini dipelopori oleh Rosser Reeves sebagai salah satu tokoh Ted Bates Ad Agency pada dekade 1950-an.
Kreatifitas pesan iklan berfokus pada penonjolan keistimewaan khusus produk (Widyatama, 2005) keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh kompetitor lain dan merupakan sesuatu yang dicari-cari, menjadi ciri khas dan dijadikan alasan bagi konsumen untuk mengguanakan produk tersebut. Aliran ini dipelopori oleh Rosser Reeves sebagai salah satu tokoh Ted Bates Ad Agency pada dekade 1950-an.
J Rosser Reeves menggambarkan strategi pesan yang disebutnya dengan istilah “ Unique Selling Proposition ” atau USP ini dalam tiga komponen (www.cashflowseller.com/USP.html) yaitu :
J Iklan harus membuat suatu dalil kepada konsumen, Masing-Masing iklan harus berkata kepada konsumen akan manfaat spesifik yang diberikan produk.
J Dalil tidak dimiliki atau tidak ditawarkan kompetitor manapun.
J Dalil harus unik, baik suatu keunikan merek maupun suatu klaim yang tidak dibuat iklan lain. Suatu Dalil Penjualan Unik harus mampu menjawab pertanyaan “Mengapa konsumen membeli produkmu sebagai ganti produk pesaingmu ?”
J Dalil harus sangat kuat sehingga mampu menggerakkan konsumen
Kunci untuk memelihara fokus USP adalah pengulangan. Reeves menggabungkan USP dan pengulangan pesan untuk keberhasilan iklan yang mampu menggerakkan konsumen
Kunci untuk memelihara fokus USP adalah pengulangan. Reeves menggabungkan USP dan pengulangan pesan untuk keberhasilan iklan yang mampu menggerakkan konsumen
J Dasar untuk memilih strategi USP ini adalah (Durianto, dkk, 2003) :
- Produk yang diiklankan adalah produk untuk kategori baru (tapi bukan merek baru).
- Benefit produk yang utama belum semua terpakai atau belum dikomunikasikan oleh
- Produk yang diiklankan adalah produk untuk kategori baru (tapi bukan merek baru).
- Benefit produk yang utama belum semua terpakai atau belum dikomunikasikan oleh
kompetitor.
- Benefit yang ditonjolkan benar-benar unik dan substansial di mata konsumen.
- Benefit yang ditonjolkan benar-benar unik dan substansial di mata konsumen.
Dalam perkembangannya strategi ini kemudian memiliki kelemahan dan mulai ditinggalkan, kemajuan teknologi membuat perusahaan dapat membuat produk yang sama yang juga memiliki keunikan dan keistimewaan yang sama dengan kualitas sama. Oleh karena itu semakin sulit bagi konsumen untuk menemukan USP (Ries & Jack Trout, 2002).
Brand image oriented
Merek atau produk diproyeksikan atau dikaitkan pada suatu citra dan kepribadian tertentu melalui kampanye periklanan, pencitraan ini berorientasi pada simbol kehidupan (Widyatama, 2005). Gagasan utamanya adalah agar konsumen dapat menikmati keuntungan secara psikologis dan emosional dari sebuah produk yang digunakan (selain keuntungan fisik yang ada). Aliran ini dipelopori oleh David Ogilvy dari Ogilvy & Mather pada dekade 1960-an. latar belakang lahirnya aliran ini karena produk yang ada hampir tidak memiliki keunggulan yang berbeda atau unik, maka diciptakanlah image, citra atau personality tertentu untuk membedakannya dengan catatan tidak mengubah image tersebut dalam kurun waktu yang lama (Durianto, dkk, 2003). Acuan penggunaan strategi brand image oriented adalah jika produk bersifat paritas atau produk sejenis yang telah memenuhi pasar dari berbagai merek, sementara merek satu dengan yang lainnya tidak memiliki perbedaan substansial dengan kompetitor.
Iklan-iklan pada masa sekarang umumnya hadir dengan bentuk-bentuk pencitraan dalam rangka untuk membangun sebuah citra merek yang positif dimata konsumen. Bentuk-bentuk pencitraan tersebut merupakan sebuah langkah dari strategi pesan, yang disebut dengan strategi citra merek atau brand image. Dalam strategi citra merek terdapat bentuk strategi yaitu strategi differensiasi. Maksudnya adalah sampai di mana produk atau brand tersebut mampu membangun image khusus, unik, atau berbeda pada masyarakat konsumen (http://www.tanadisantoso.com/v40/review).
Differensiasi sebuah merek untuk memaksimalkan efektifitas sebuah iklan harus dibangun melalui gaya periklanan yang konsisten. Menurut David Aaker (Dalam : Sutherland & Alice K, 2005), Sebuah strategi merek yang konsisten dan ditopang oleh sebuah simbol yang kuat mampu menghasilkan keuntungan besar dalam melaksanakan program komunikasi
Differensiasi sebuah merek untuk memaksimalkan efektifitas sebuah iklan harus dibangun melalui gaya periklanan yang konsisten. Menurut David Aaker (Dalam : Sutherland & Alice K, 2005), Sebuah strategi merek yang konsisten dan ditopang oleh sebuah simbol yang kuat mampu menghasilkan keuntungan besar dalam melaksanakan program komunikasi
Citra merek sebagai strategi differensiasi menurut David Ogilvy (Dalam : Lwin & Aitchison, 2005) adalah :
-Konsumen membeli manfaat fisik dan psikologis, bukan sekedar membeli sebuah produk.
-Periklanan harus menjadi investasi jangka panjang dalam mengembangkan dan mempertahankan citra merek.
-Periklanan harus menjadi investasi jangka panjang dalam mengembangkan dan mempertahankan citra merek.
Dalam paradigma pemasaran dan periklanan kontemporer, realita merepresentasikan atribut produk atau jasa, sementara citra lebih memproyeksikan value dari brand atau merek. Iklan selalu kaya dengan pencitraan psikologis (Engel, 1994) artinya iklan bukan hanya sebagai penyampai pesan tapi sekaligus pembentuk citra. Image adalah segalanya, orang membeli produk atau jasa lebih karena citranya bukan manfaat.
Produk adalah citra yang menjadi ukuran personaliti seseorang. Dan media pencitraan yang paling canggih saat ini adalah periklanan. Iklan adalah pembentuk citra maka citra adalah simplifikasi, cenderung fokus, single minded.
Produk adalah citra yang menjadi ukuran personaliti seseorang. Dan media pencitraan yang paling canggih saat ini adalah periklanan. Iklan adalah pembentuk citra maka citra adalah simplifikasi, cenderung fokus, single minded.
J Positioning Oriented
Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran, yakni menempatkan produk pada tangga-tangga atau kotak pikiran calon konsumen (Al Ries & Jack Trout, 2002). Konsep utama dalam strategi periklanan ini adalah berorientasi pada kompetitor, khususnya yang merupakan market leader. Selain itu orientasi positioning juga berdasarkan pada keunggulan atribut, manfaat dan product class atau posisi relatif terhadap kompetitor (Kartajaya, 2004).
Pelopor aliran Positioning adalah Jack trout dan Al Ries, menurut kedua tokoh periklanan ini, agar suatu merek mudah diingat oleh konsumen produk harus “dikaitkan” dengan market leader namun tanpa “head on attack” dengan market leader tersebut (Madjadikara, 2004). Selain berorientasi pada pesaing, positioning harus berorientasi pada target market yang ingin dijangkau. Karena itu positioning harus membuat produk, jasa atau perusahaan itu dipersepsikan berbeda, tak sekedar beda tapi harus bisa memisahkan diri dari yang lain. Dan yang lebih penting kalau bisa perbedaan itu disukai bahkan ditunggu-tunggu calon konsumen.
Positioning adalah core-nya strategi periklanan. Strategi sendiri adalah upaya untuk menghasilkan posisi yang unik dan valuable di benak konsumen, oleh karena itu strategi positioning hanya akan tepat diterapkan jika (Durianto, dkk, 2003) :
- Strategi USP dan Brand Image tidak relevan dengan kondisi produknya.
- Adanya alasan untuk mengkaitkan suatu produk atau jasa dengan market leader.
- Tidak melakukan head on attack dengan market leader.
- Adanya alasan untuk mengkaitkan suatu produk atau jasa dengan market leader.
- Tidak melakukan head on attack dengan market leader.
Dalam strategi positioning benak konsumenlah yang menjadi medan perang. Positioning merupakan pernyataan yang bisa menghasilkan keunggulan di benak orang yang ingin dituju. Maka dalam menciptakan positioning ada empat acuan yang harus diperhatikan (Kartajaya, 2004 : 14) yaitu :
- Positioning harus dipersepsi secara positif oleh konsumen dan menjadi reason to buy.
- Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif produk atau perusahaan.
- Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendeferensiasikan diri
dengan pesaing
- Berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan.
J HOW TO SAY ?
Kreatifitas iklan adalah how to say-nya sebuah pesan periklanan atau cara yang dilakukan untuk mengkomunikasikan pesan iklan ( What to say ) kepada audiens. Prinsip pertama kreatifitas dalam sebuah iklan adalah bahwa kreatifitas tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Kreatifitas membuka, memilih, kemudian mengatur kembali, menggabungkan, menghasilkan fakta, keahlian dan ide yang sudah ada sebelumnya. Dalam arti lain bahwa kreatifitas adalah penggabungan ide-ide yang telah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).
Menciptakan iklan yang kreatif tidaklah mudah, karena karya iklan merupakan hasil kolaborasi antara penulis naskah dengan pengarah seni atau antara agen dan klien. (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005). Oleh karena itu pada tahap brainstorming (pencarian ide yang bebas) dalam sebuah kelompok semua ide ditampung untuk kemudian dinilai ulang.
Biasanya saat brainstorming tim kreatif menggunakan strategi tertentu dalam eksekusi kreatif. Strategi tersebut dengan cara melantur, lanturan disengaja untuk tujuan tertentu dengan tetap menjaga relevansinya, maksudnya adalah melantur sejauh-jauhnya namun merelevansikan sedekat-dekatnya (Hakim, 2005).
Biasanya saat brainstorming tim kreatif menggunakan strategi tertentu dalam eksekusi kreatif. Strategi tersebut dengan cara melantur, lanturan disengaja untuk tujuan tertentu dengan tetap menjaga relevansinya, maksudnya adalah melantur sejauh-jauhnya namun merelevansikan sedekat-dekatnya (Hakim, 2005).
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam membuat lanturan lanturan untuk menciptakan iklan yang menarik (Hakim, 2005) yaitu :
J Plesetan, Orang tertawa ketika mendengar plesetan karena relevansinya. Relevansi dalam konteks ini mengacu pada kata aslinya yang kemudian diplesetkan.
J Visual produk, penggantian sebuah visual dengan visual lainnya. Mengganti secara keseluruhan, ukurannya atau salah satu elemen.
J Headline atau tipografi, Visual berbentuk susunan kata dari headline atau tipografi yang memuat makna tertentu.
J Logo, menjadikan elemen logo sebagai sumber ide dalam menyampaikan pesan periklanan.
J Makna ganda, sebuah simbol yang dihadirkan untuk mewakili dua benda atau dua hal sekaligus.
J Tokoh sebagai endoser, penggunaan orang terutama yang menjadi publik figur dalam penyampaian pesan.
J Sex, Mengarahkan fikiran konsumen pada hal-hal yang sensual.
J Fungsi produk, Memindahkan fungsi dari suatu produk pada hal yang bersifat positif untuk menambah dramatisasi dari benefit produk tersebut. Harus diingat sekali lagi, hal yang paling penting dalam lanturan adalah menjaga relevansi dengan pesan yang ingin disampaikan.
J Bentuk lain penyampaian Iklan dapat juga dilakukan, seperti:
J -Product Shoot, Pengambilan gambar berkonsentrasi pada produk
-Pendekatan Budaya, Penggunaan bentuk budaya lokal untuk menyampaikan pesan penjualan
- Humor, Berhati-hatilah dalam menggunakan cara humor sebagai pendekatan. menurut max sutherland iklan lucu akan mengurangi unsur pesan yang penting, Fokus audience justru akan tertuju pada “lucunya” dan bukan pada inti pesannya.Kata sutherland lagi, iklan lucu hanya efektif jika persepsi orand terhadap pesan sudah dianggap positif.
-Pendekatan Budaya, Penggunaan bentuk budaya lokal untuk menyampaikan pesan penjualan
- Humor, Berhati-hatilah dalam menggunakan cara humor sebagai pendekatan. menurut max sutherland iklan lucu akan mengurangi unsur pesan yang penting, Fokus audience justru akan tertuju pada “lucunya” dan bukan pada inti pesannya.Kata sutherland lagi, iklan lucu hanya efektif jika persepsi orand terhadap pesan sudah dianggap positif.
J Emotional Selling Proposition, Para peneliti iklan telah mengenal secara baik bahwa iklan yang berpengaruh secara positif pada “perasaan dan emosi” target, dapat sangat sukses untuk produk dan situasi tertentu. Oleh karena itu tren ke depan iklan diarahkan pada emosi (Suyanto, 2004). John Hegarty, seorang pakar periklanan dari biro iklan BBH Amerika (dalam : www.pertamina.com/indonesia/head_office) menyebutkan bahwa globalisasi membuat produk-produk memiliki kualitas yang serupa. Sekarang industri lebih banyak bersaing dengan menyentuh emosi dan gengsi konsumen. Artinya saat ini konsumen membeli barang bukan hanya karena keunggulannya tapi lebih karena produk tersebut membuat sang konsumen percaya, merasa yakin dan kemudian jatuh cinta. Semakin besar konsumen tertarik pada emosi semakin besar iklan mengatasi perbedaan-perbedaan kecil yang terkandung dalam setiap produk (Batey, 2003).
Brand ataupun produk dapat dipahami lebih jauh dengan berfokus pada respons emosional yang dibangkitkan melalui pesan-pesan periklanan, respons seperti ini dapat dihubungkan secara erat dengan dorongan atau motif yang disampaikan melalui pesan dan teknik eksekusi iklan (Engel, 1994). Secara emosional, sebuah merek atau brand dapat dibuat secara berbeda melalui gaya, sikap, cara berkomunikasi, cara pemotretan atau visual dan jenis musik yang digunakan. Perbedaan-perbedaan yang bersifat emosional inilah yang sekarang menjadi strategi pesan periklanan bagi masing -masing produk ( Lwin & Aitchison, 2005).
Emotional branding adalah hal yang utama untuk mendifferensiasi keidentikan iklan yang sekarang sudah melimpah ini (www.markplusnco.com/discussion_view). Itulah yang dimaksud atau merupakan tujuan dari strategi Emotional Selling Proposition. Yaitu Brand didefinisikan sebagai ungkapan emosi atau perasaan yang timbul terhadap sebuah produk, jasa, atau perusahaan melalui kampanye periklanan. Intinya, brand bisa dirasakan efeknya di benak masyarakat konsumen dalam bentuk persepsi.
Menurut Al Ries dan Jack Trout ( dalam : Wirya, 1999) pemasaran merupakan pertarungan persepsi dalam ingatan konsumen. Siapa yang dapat menanamkan persepsi dengan baik di benak konsumen maka dialah pemenangnya.
J Perumusan Strategi,
Setelah strategi pesan ditentukan maka selanjutnya adalah menciptakan sesuatu secara kreatif, maksudnya adalah bagaimana cara menyampaikan sebuah pesan yang telah ditentukan dengan gaya yang berbeda sehingga dapat menarik perhatian sasaran. Gaya juga berfungsi sebagai pemicu ingatan, pemancing untuk membuat orang ingat kembali. Secara otomatis gaya merupakan asosiasi terhadap identitas merek (Sutherland & Alice K, 2005).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat perumusan kreatifitas iklan (Durianto, dkk, 2003) :
J Directed Creativity
Kreatifitas yang dibuat harus sesuai dengan what to say yang telah ditentukan. what to say ini adalah inti pesan yang ingin disampaikan kepada sasaran, tertuang dalam strategi kreatif dalam bentuk Creative Brief yang dibuat oleh tim kreatif.
Kreatifitas yang dibuat harus sesuai dengan what to say yang telah ditentukan. what to say ini adalah inti pesan yang ingin disampaikan kepada sasaran, tertuang dalam strategi kreatif dalam bentuk Creative Brief yang dibuat oleh tim kreatif.
J Brand Name Exposure
Brand Name Exposure terdiri dari individual brand name dan company brand name. Brand Name Exposure dianggap penting karena bertujuan untuk mendapatkan brand awareness.
Brand Name Exposure terdiri dari individual brand name dan company brand name. Brand Name Exposure dianggap penting karena bertujuan untuk mendapatkan brand awareness.
J Positive Uniqueness
Iklan yang efektif harus mampu menciptakan asosiasi yang positif. Pertama-tama iklan harus efektif, kemudian kreatif. Iklan akan menjadi sia-sia jika hanya sekedar kreatif tapi tidak efektif dan menimbulkan asosiasi yang salah dibenak sasaran.
Pesan yang mudah diingat dengan baik adalah yang berkaitan dengan asosiasi indra (Visual), konteks emosional (Cinta, kebahagiaan dan keadilan), kualitas yang menonjol atau berbeda, asosiasi yang intens, dan hal-hal yang memiliki keutamaan pribadi (Suyanto, 2004).
Pesan yang mudah diingat dengan baik adalah yang berkaitan dengan asosiasi indra (Visual), konteks emosional (Cinta, kebahagiaan dan keadilan), kualitas yang menonjol atau berbeda, asosiasi yang intens, dan hal-hal yang memiliki keutamaan pribadi (Suyanto, 2004).
J Selectivity
Berkaitan dengan pesan yang disampaikan kepada sasaran dan endoser sebagai pembawa pesan dari iklan tersebut.
Berdasarkan perumusan tersebut di atas maka sebuah pesan periklanan yang disampaikan dengan gaya yang berbeda harus memiliki nilai-nilai, yaitu (Hakim, 2005) :
J Simple
Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering diartikan sederhana, sebagai sesuatu yang dapat dimengerti dengan sekali lihat, tidak banyak elemen tapi komunikatif.
Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering diartikan sederhana, sebagai sesuatu yang dapat dimengerti dengan sekali lihat, tidak banyak elemen tapi komunikatif.
J Unexpected
Iklan yang unik dan tidak terprediksi akan memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dalam otak manusia sehingga mudah diingat.
Iklan yang unik dan tidak terprediksi akan memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dalam otak manusia sehingga mudah diingat.
J Persuasive
Iklan dengan daya bujuk yang kuat akan menggerakkan konsumen untuk dengan dengan brand dan tertarik untuk mencobanya.
Iklan dengan daya bujuk yang kuat akan menggerakkan konsumen untuk dengan dengan brand dan tertarik untuk mencobanya.
J Relevant
Ide harus tetap relevan baik dari sisi rasionalitas maupun dari produknya dan harus ada korelasi dengan positioning dan personality brand.
Ide harus tetap relevan baik dari sisi rasionalitas maupun dari produknya dan harus ada korelasi dengan positioning dan personality brand.
J Entertaining
Entertaining bukan berarti lucu, dalam skala yang lebih luas berarti harus mampu mempermainkan emosi konsumen. Emosi inilah yang akan mengangkat simpati konsumen terhadap produk
Entertaining bukan berarti lucu, dalam skala yang lebih luas berarti harus mampu mempermainkan emosi konsumen. Emosi inilah yang akan mengangkat simpati konsumen terhadap produk
J Acceptable
Yang menilai sebuah iklan adalah konsumen, oleh karena itu penerimaan mereka terhadap iklan harus diperhatikan.
Yang menilai sebuah iklan adalah konsumen, oleh karena itu penerimaan mereka terhadap iklan harus diperhatikan.
MENEMUKAN IDE KREATIF
1. Convention
Analisislah kebiasaan ide iklan suatu produk di kategori yang sama. Ditahapan ini kita berfikir inside the box. karena sebelum kita berfikir outside the box kita harus tau dulu seperti apa inside-nya baru kemudian mencari outside-nya.
2. Disturbtion
Ditahapan inilah kita baru berfikir out side the box, mencari sesuatu yang di luar kebiasaan.Buat daftar ide sebanyak-banyaknya.
J Inkubasi: bagian dari ‘stress’, hang ! Tips-nya: Harus keluar dari masalah (refreshing) asal jangan terlalu lama. Diskusikan dengan rekan kerja atau teman ‘Brainstorming’.
J Iluminasi: Tahap “AHA!” Atau “EUREKA!” Sebuah ide Timbul dan memberikan semangat untuk melaksanakan Ide.
3. Kembali ke visi iklan (Brief yang di buat)
Dari daftar ide yang ditemukan, mana yang relevan dengan visi iklan dan sesuai brief.
MEMILIH BIRO IKLAN DAN TEMA
Memilih biro iklan yang ahli di bidangnya, bukanlah hal yang gampang. Agar tak terkecoh, hendaknya kita mengetahui bahwa tiap iklan dapat dipisahkan menjadi 4 bagian unsur:
A.Tema
B. Copy (atau “kontinuitas”)
C. Produksi
D. Penempatan pada media
B. Copy (atau “kontinuitas”)
C. Produksi
D. Penempatan pada media
J KONSEP “KAMPANYE”
Didalam situasi tiap pasar, kita memiliki 3 macam “masyarakat” kepada siapa kita dapat menjual:
1. Pasar massa adalah pasar yang terdiri dari siapa saja. Koran ibukota merupakan semua media yang paling berorientasi pada massa, karena melintasi semua penghalang geografis pada suatu daerah pasar, demikian pula melintasi suku asli, pendapatan dan usia.
2. Pasar selektif adalah pasar yang terdiri dari lebih banyak calon pembeli ketimbang bukan pembeli. Secara umum, majalah lebih selektif daripada koran. Majalah wanita, kesehatan dan olah raga lebih selektif daripada majalah umum.
3. Pasar spekulatif adalah pasar yang mungkin memberi hasil dan mungkin tidak, karena tak seorang pun tahu berapa banyak pembeli. Misalnya: iklan produk untuk hadiah di Hari Natal yang dimuat dimajalah Trubus daripada di Pertiwi.
J SLOGAN YANG BAIK
Kadang-kadang slogan yang samar-samar malahan mengena. Tetapi slogan yang paling baik, dipakai sebagai bagian dari kampanye raksasa yang berulang-ulang dikumandangkan. Penerimaan datang dengan pelan dan terjadi hanya pada saat slogan menjadi otomatis lewat ulangan.
J KECENDRUNGAN
Makin banyak iklan jlimet dan jumlah pemasang iklan yang paling berpengatahuan tampaknya tidak komunikatif. Apakah ini kecendrungan yang tak bahagia. Apakah hal ini merefleksikan invasi ke dalam rangking pembawa komunikasi oleh calon-calon yang pendidikannya tak tepat.
J ORANG TERKENAL
Pemasang iklan menampilkan orang kenamaan, Titik Puspa dan Mus Mua’lim untuk promosi kopi instant cap “Kenari”. Apakah mereka dapat dipercaya? Siapa peduli? Kita tahu mereka.
MEMPEROLEH PEKERJAAN PROFESIONAL RAMPUNG DENGAN MURAH ATAU GRATIS
Berikut ini komponen yang berhubungan dengan pekerjaan kreatif:
1. Penulisan copy (copywriting)
2. Tata letak (Layout)
3. Ilustrasi, seni atau photografi
4. Penyusunan huruf (typesetting)
5. Mencetak (printing)
6. Produksi lain, misalnya: penyiaran (radio)
Kekuatan terbesar dari jasa media, ialah diantara pemasang iklan “consumer good” dan jasa yang memakai banyak siaran radio. Namun demikian, jasa media juga tumbuh kuat pada kampanye majalah dan koran nasional. Banyak pemasang iklan berganti haluan dari membeli media menjadi jasa media, meninggalkan pekerjaan kreatif di dalam tangan biro iklan mereka. Dalam masalah seperti ini, pemasang iklan sering membayar biro biaya rata-rata.
J PENEMPATAN IKLAN DI MEDIA
Ada beberapa peraturan umum untuk mencetak iklan pesanan per pos di media:
1. Halaman sebelah kanan lebih baik daripada halaman sebelah kiri. Mintalah, tapi jangan menuntut, penerbit akan menarik ongkos atas posisi tersebut.
2. Halaman depan majalah biasanya lebih baik, daripada halaman belakang. Sayangnya, bagi para penjual pesanan lewat pos ditempatkan di belakang.
3. Halaman luar lebih baik, daripada halaman di dalam, terutama bila ada kupon untuk iklan anda. Kupon hampir selalu menaikkan daya tarik yang cukup untuk melunasi tarif iklan kolom.
2. Halaman depan majalah biasanya lebih baik, daripada halaman belakang. Sayangnya, bagi para penjual pesanan lewat pos ditempatkan di belakang.
3. Halaman luar lebih baik, daripada halaman di dalam, terutama bila ada kupon untuk iklan anda. Kupon hampir selalu menaikkan daya tarik yang cukup untuk melunasi tarif iklan kolom.
J CARA MEMBELI WAKTU T.V.
Pertama-tama yang harus dikerjakan pada saat mempertimbangkan membeli waktu T.V, ialah mencari potongan harga. Sedangkan cara lain mencari potongan harga ialah lewat biro iklan. Hubungi 3 biro. Bicarakan bahwa anda akan memasang iklan di T.V. dan ingin tahu seberapa pengaruhnya terhadap stasiun setempat. Berapa lamanya iklan? Bila kita menerima kepercayaan yang ada umumnya diadakan oleh para ahli televisi, bahwa pemutaran yang efektif membuat point tunggal dan tidak menyerang keanekaragaman tema, maka mudah untuk menerima pemutaran 30 detik sebagai lamanya pemutaran yang optimal. Umumnya para pemasang iklan kawakan mengoperasikan dengan banyak kali lama pemutaran. Untuk kampanye pertama waktunya 60 detik. Setelah satu atau 2 minggu beralih ke 30 detik. Kenyataannya pemirsa tidak menyadari adanya pengurangan waktu yang lebih pendek itu.
BAGAIMANA MEMBELI WAKTU RADIO
Tarif iklan radio pada jam 6-9 pagi dan antara pukul 4-7 sore lebih mahal, bila dibandingkan dengan pukul 7 dan 10 malam, karena sekitar jam 7-10 itu waktu puncak televisi. Banyak stasiun pemancar mempunyai pendengar lebih banyak di waktu tengah malam, ketimbang pukul 7-10 malam. Terkecuali stasiun yang berorientasi pada remaja dan bertema musik rock. Stasiun tersebut mempunyai pendengar paling banyak pukul 8-10 malam, karena SMP dan SMA yang pulang sekitar jam 4-5 sore bersantai sampai waktu makan malam tiba. Sambil menggarap P.R., kaum muda memutar radio.
Tarif iklan radio pada jam 6-9 pagi dan antara pukul 4-7 sore lebih mahal, bila dibandingkan dengan pukul 7 dan 10 malam, karena sekitar jam 7-10 itu waktu puncak televisi. Banyak stasiun pemancar mempunyai pendengar lebih banyak di waktu tengah malam, ketimbang pukul 7-10 malam. Terkecuali stasiun yang berorientasi pada remaja dan bertema musik rock. Stasiun tersebut mempunyai pendengar paling banyak pukul 8-10 malam, karena SMP dan SMA yang pulang sekitar jam 4-5 sore bersantai sampai waktu makan malam tiba. Sambil menggarap P.R., kaum muda memutar radio.
MENGAPA PEDAGANG ECERAN SELAMAT DI KORAN
Para pedagang eceran yang mundur dengan siaran radio dan mencoba-coba pada televisi dengan sporadis, merasa aman ada di koran. Mereka mempunyai 4 alasan logis untuk menjajakan di koran daerah atau setempat.
1. Sirkulasinya lebih cocok dengan daerah pemasaran daripada media lainnya.
2. Koran memberi semangat kepada iklan eceran dengan menawarkan tarif lebih rendah, daripada yang dibayar oleh para pemasang iklan nasional.
3. Biaya produksi rendah, karena pada umumnya koran menentukan tipe atau jenis dan bahkan menyiapkan pekerjaan seni dasar secara gratis bagi pemasang iklan setempat.
4. Pemasang iklan dapat memilih posisi di dalam koran, sehingga dapat meraih pembaca yang cenderung membeli, lewat penempatan di bagian berita utama, kolom wanita, olah raga, bisnis dan kolom kawula muda.
4. Pemasang iklan dapat memilih posisi di dalam koran, sehingga dapat meraih pembaca yang cenderung membeli, lewat penempatan di bagian berita utama, kolom wanita, olah raga, bisnis dan kolom kawula muda.
J Bagaimana Membuat Halaman Kuning Membuahkan Hasil
Halaman Kuning adalah satu-satunya iklan media bagi banyak pedagang, karenanya dengan tetap menolak memahami pasar ini: tak ada riset atau penyelidikan atas efektivitas buat pedagang, secara otomatis memperbarui bilamana salesman pedagang menuntutnya dan tak ada ide apakah mengiklankan berlebih-lebihan atau sangat kurang.
HALAMAN KUNING SEBAGAI PASAR
Empat macam iklan yang dapat dibeli pada kebanyakan bagian Halaman Kuning:
1. Iklan dengan didaftar nama perusahaannya.
2. Iklan kolom tersedia.
3. Iklan peragaan tersedia.
4. Kelompok atau grup merk dagang bersama-sama dengan dealer dari cap atau merek.
1. Iklan dengan didaftar nama perusahaannya.
2. Iklan kolom tersedia.
3. Iklan peragaan tersedia.
4. Kelompok atau grup merk dagang bersama-sama dengan dealer dari cap atau merek.
MEMPRODUKSI IKLAN MAJALAH
Majalah jarang memberi bantuan produksi seperti koran. Majalah tak mau menyusun huruf, tidak mau membuat negatif, tak mau menyediakan servis seni atau paste-up ( = menempel gambar pada kertas untuk keperluan mendesain iklan majalah) dan akan “teriak” atau marah, bila iklan tidak cocok dengan garis besar produksi secara tepat.
BAHAYA IKLAN BISNIS TAK PROFESIONAL
Dulu, guru pelajaran iklan membicarakan tentang 3 tingkat proses pematangan untuk membuat iklan. Pertama: tingkat perintis. Kedua: tingkat bersaing. Ketiga: tingkat memiliki.
Ketaatan terhadap ketiga peraturan, harus menghilangkan bahaya tergelincirnya ke dalam paham tak profesional pada iklan bisnis:
Ketaatan terhadap ketiga peraturan, harus menghilangkan bahaya tergelincirnya ke dalam paham tak profesional pada iklan bisnis:
- Jangan memasang iklan yang tidak memberi alasan kepada pembaca untuk melaksanakan perdagangan dengan anda.
2. Jangan memuat iklan yang secara tipografis keliatan tak menarik.
3. Jangan merubah atau mengganti iklan setiap terbitan, terkecuali anda memasang
3. Jangan merubah atau mengganti iklan setiap terbitan, terkecuali anda memasang
serial atau serentetan iklan dengan format yang mirip.
CARA MEMAKAI SENJATA IKLAN GUNA MEMPEROLEH ULASAN EDITORIAL
Semua majalah, baik konsumen atau bisnis mempunyai hanya 2 jenis isi:
1. Majalah editorial yang ditujukan pada jenis jumlah pembaca yang khas.
2. Iklan yang diarahkan pada jenis jumlah pembaca tertentu.
1. Majalah editorial yang ditujukan pada jenis jumlah pembaca yang khas.
2. Iklan yang diarahkan pada jenis jumlah pembaca tertentu.
PERSIAPAN LEMBAR NASKAH
Naskah untuk iklan yang dicetak atau dikirim per pos biasanya diketik dengan jarak satu setengah spasi, tidak bolak-balik. Jarak 2 spasi diantara bagian-bagian menunjukkan blok naskah baru dalam iklan.
SIAPA YANG MEMBUTUHKAN LOGO?
Teknik untuk menemukan fakta yang dapat dipergunakan adalah sederhana. Ikuti 3 langkah berikut:
1. Kumpulkan setiap fakta positif yang dapat dideret, apa saja yang diiklankan.
2. Liat daftar dan hilangkan bualan-bualan yang masuk dalam daftar fakta.
3. Pakai sisanya, yaitu fakta positif yang sudah diseleksi.
2. Liat daftar dan hilangkan bualan-bualan yang masuk dalam daftar fakta.
3. Pakai sisanya, yaitu fakta positif yang sudah diseleksi.
J Perbedaan iklan yang baik dengan iklan yang buruk,
Bagi seseorang yang membaktikan dirinya pada penulisan iklan yang mengena dan menempatkan iklan di mana akan menarik, hanya ada satu definisi bagi iklan yang baik:
Iklan yang baik adalah iklan yang mencapai orang banyak yang dapat dan akan membeli apa yang harus dijual, dengan biaya serendah mungkin. Iklan yang memberi tekanan secara logis pada hal yang terpenting dan iklan tersebut bukanlah iklan yang cerdik untuk kepentingan kecerdikan.
Iklan yang baik adalah iklan yang mencapai orang banyak yang dapat dan akan membeli apa yang harus dijual, dengan biaya serendah mungkin. Iklan yang memberi tekanan secara logis pada hal yang terpenting dan iklan tersebut bukanlah iklan yang cerdik untuk kepentingan kecerdikan.
SEPULUH CARA MELONGGARKAN ANGGARAN BELANJA IKLAN
J PERTAMA. Gunakan iklan untuk lebih dari hanya iklan kolom.
J KEDUA. Jika sesuatu berjalan lancar, teruskan saja.
J KETIGA. Jangan menyajikan diri secara berlebihan.
J KEEMPAT. Pakai kepustakaan produk “modular”.
J KELIMA. Gunakan cetakan ulang artikel sebagai kepustakaan tambahan.
J KEENAM. Menjelajahi alternatif yang tidak mahal untuk mendapatken petunjuk.
J KETUJUH. Jangan “lekat pada buku” di luar bakat kreatif.
J KEDELAPAN. Kerjakan sendiri.
J KESEMBILAN. Mendapatkan seni, foto dan naskah yang paling banyak tersedia.
J KESEPULUH. Bayar penjaja keliling tepat pada waktuya.
Teori iklan lama dari seorang psikolog John Watson yang disebut “Watsonian behaviorism”, diantaranya berbunyi: Pada saat dilahirkan, pikiran manusia merupakan sebuah papan tulis yang kosong. Siapa saja yang paling banyak menggunakan kapur tulis untuk dituliskan pada papan tulis, dialah yang banyak membuat kesan
BAGAIMANA RASANYA TERSANDUNG
Pada pertengahan tahun 1977, Kentucky Fried Chicken (Ayam Goreng Kentucky) memutuskan memilih biro iklan Leo Burnett yang kenamaan. Sekitar Rp 16 milyar per tahun dihabiskan untuk iklan. Lebih dari 2 tahun belakangan ini, kampanye iklan diganti dengan: “Hey, it’s a Kentucky) 6 bulan kemudian diganti dengan kata-kata: “Real Goodness” (Nyata Lezatnya).
BIROKRASI
Banyak pemasang iklan tak menyadari adanya peraturan yang dapat menggoyahkan program pemasarannya. Sebagian pemasang iklan membuat membuat pernyataan, bahwa produknya “yang terbaik” dan tidak membawa efek sampingan, tanpa mengetahui bahwa ia mengirimkan pada alamat yang keliru, yaitu pada sebuah nama yang mewakili P.O.M. (pemerintah).
Banyak pemasang iklan tak menyadari adanya peraturan yang dapat menggoyahkan program pemasarannya. Sebagian pemasang iklan membuat membuat pernyataan, bahwa produknya “yang terbaik” dan tidak membawa efek sampingan, tanpa mengetahui bahwa ia mengirimkan pada alamat yang keliru, yaitu pada sebuah nama yang mewakili P.O.M. (pemerintah).
Daftar Pustaka :
Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi., Nuansa, Bandung
Batey, Ian (2003). Asian Branding : A Great Way To Fly. Alih bahasa, Wahab, Abdul.
Batey, Ian (2003). Asian Branding : A Great Way To Fly. Alih bahasa, Wahab, Abdul.
Bhuana Ilmu Populer. Jakarta
Madjadikara, Agus S (2004). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan ? PT. Gramedia
Madjadikara, Agus S (2004). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan ? PT. Gramedia
Pustaka, Jakarta
Effendi, Onong (1981). Dimensi – Dimensi Komunikasi, Alumni, Bandung
Effendi, Onong (1981). Dimensi – Dimensi Komunikasi, Alumni, Bandung
Durianto,Darmadi, Sugiarto, Anton WW, Hendrawan S (2003)
Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif, PT Gramedia Pustaka, Jakarta
Wibowo, Wahyu (2003). SIHIR IKLAN, Format Komunikasi Mondial dalam Kehidupan
Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif, PT Gramedia Pustaka, Jakarta
Wibowo, Wahyu (2003). SIHIR IKLAN, Format Komunikasi Mondial dalam Kehidupan
Urban-Kosmopolitan, PT. Gramedia Pustaka,Jakarta.
Widyatama, Rendra (2005). Pengantar Periklanan. Buana Pustaka Indonesia. Jakarta
Widyatama, Rendra (2005). Pengantar Periklanan. Buana Pustaka Indonesia. Jakarta
Kartajaya, Hermawan (2004). On Positioning, Seri 9 Elemen Marketing, PT. Mizan Pustaka,
Jakarta.
Hakim, Budiman (2005). Lanturan Tapi Relevan, Dasar-dasar Kreatif Periklanan, Galang
Press, Yogyakarta.
Engel, F. James, Roger D. Blackwell and Paul W. Miniard (1994) Prilaku Konsumen, Jilid 1,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Suyanto, M. (2004) Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, ANDI OFFSET, Yogyakarta.
Suyanto, M. (2004) Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, ANDI OFFSET, Yogyakarta.